Perubahan iklim dewasa ini akibat pemanasan global, dapat mengancam keberadaan 4.000 pulau di Indonesia.
Utusan Khusus Kepala Unit Kerja Presiden untuk Pengendalian dan Pengawasan Pembangunan (UKP4) William Sabandar, di Makassar, Sabtu, mengatakan, perubahan iklim global bisa mengakibatkan naiknya permukaan air laut, dan menenggelamkan 4.000 pulau tersebut.
Menurut dia, ancaman hilangnya 4.000 pulau dari sekitar 17.500 pulau yang dimiliki Indonesia bisa terjadi jika muka air laut naik hingga dua meter.
"Hal ini jelas tidak dapat dihindari jika pemanasan global terus terjadi dan mengakibatkan permukaan air laut menjadi naik seperti yang pernah terjadi ribuan tahun silam saat gunung es mencair," katanya.
Ia menjelaskan, perubahan iklim saat ini dapat terlihat dari suhu bumi yang mengalami peningkatan rata-rata lebih panas 0,7 derajat celcius dari kondisi 100 tahun yang lalu.
Bahkan, dalam 15 tahun terakhir sejak tahun 1995 hingga 2010 merupakan tahun-tahun terpanas dalam kurun waktu 150 tahun terakhir sejak 1850.
"Telah terjadi perubahan pola hujan yang luar biasa, dan bahkan sulit untuk memisahkan antara musim penghujan dan musim panas," tuturnya.
Utusan Khusus Kepala Unit Kerja Presiden untuk Pengendalian dan Pengawasan Pembangunan (UKP4) William Sabandar, di Makassar, Sabtu, mengatakan, perubahan iklim global bisa mengakibatkan naiknya permukaan air laut, dan menenggelamkan 4.000 pulau tersebut.
Menurut dia, ancaman hilangnya 4.000 pulau dari sekitar 17.500 pulau yang dimiliki Indonesia bisa terjadi jika muka air laut naik hingga dua meter.
"Hal ini jelas tidak dapat dihindari jika pemanasan global terus terjadi dan mengakibatkan permukaan air laut menjadi naik seperti yang pernah terjadi ribuan tahun silam saat gunung es mencair," katanya.
Ia menjelaskan, perubahan iklim saat ini dapat terlihat dari suhu bumi yang mengalami peningkatan rata-rata lebih panas 0,7 derajat celcius dari kondisi 100 tahun yang lalu.
Bahkan, dalam 15 tahun terakhir sejak tahun 1995 hingga 2010 merupakan tahun-tahun terpanas dalam kurun waktu 150 tahun terakhir sejak 1850.
"Telah terjadi perubahan pola hujan yang luar biasa, dan bahkan sulit untuk memisahkan antara musim penghujan dan musim panas," tuturnya.
No comments:
Post a Comment